HIPMI SINERGIKAN PROGRAM KEWIRA-USAHAAN
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) siap mensinergikan program Hipmi Goes to Campus dengan agenda Kementerian Koperasi dan UKM membentuk pusat kewirausahaan atau Center of Entrepreneurships di kampus-kampus perguruan tinggi Indonesia.
Organisasi pengusaha muda Indonesia tersebut siap melakukan sinergitas, karena secara diam-diam sudah melaksanakan sosialisasi program kewirausahaan di berbagai kampus pada provinsi, kabupaten/kota.
Organisasi pengusaha muda Indonesia tersebut siap melakukan sinergitas, karena secara diam-diam sudah melaksanakan sosialisasi program kewirausahaan di berbagai kampus pada provinsi, kabupaten/kota.
Erwin Aksa, Ketua Umum Hipmi, dalam keterangan resminya kepada Bisnis, hari ini, menjelaskan, karena mereka telah memiliki program yang sama, maka mendukung Kementerian Koperasi dan UKM membentuk pusat pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi.
“Ini merupakan langkah konkret dari pemerintah, dan Hipmi siap mendukung. Sebab, program Goes to Campus bisa disinergikan dengan berbagai kegiatan di center for entrepreneurship itu,” ujarnya, hari ini.
Hipmi berambisi mencetak pengusaha-pengusaha muda dari kampus, karena pihaknya sudah menggelar berbagai roadshow ke berbagai kampus, bekerjasama dengan pemerintah daerah . Sasarannya adalah guna melakukan kampanye kewirausahaan.
Menurut Erwin, selain melakukan sosialiasi di kampus-kampus, organisasinya juga telah menggerakkan program kewirausahaan secara rutin melalui 33 Badan Pengurus Daerah (BPD) Hipmi diseluruh Indonesia.
Oleh karena itu, Hipmi Manargetkan di Indonesia harus terjadi pengembangan dan kebangkitan kewirausahaan. “Hipmi harus bisa menjadi salah satu revivalist atau pihak yang membangkitkan kewirausahaan nasional.”
Muhammad Ridwan, Sekretaris Jenderak Hipmi, mengatakan, hendaknya berbagai pihak mengantisipasi dampak negatif dari pengangguran intelektual yang terus membengkak. Terutama dari kalangan perguruan tinggi. Angka kriminalitas yang dilakukan kaum terdidik juga terus meningkat pesat dari tahun ke tahun.
“Setiap tahun lulusan sarjana bertambah sekitar 300.000 orang. Sedangkan yang diserap sektor formal, PNS, Polri dan TNI, hanya beberapa persen saja. Itu sebabnya gerakan kewirausahaan harus di dukung,” papar Ridwan.
Ridwan mengatakan, organisasinya akan mencanangkan gerakan entrepreneur secara nasional di Bandung pada Juni 2011. (ra)
SBY AKAN CANANGKAN GERAKAN KEWIRAUSAHAAN NASIONAL
PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono menurut rencana akan mencanangkan Gerakan Kewirausahaan Nasional di Gedung SMESCO KUMKM, Jl MT Haryono, Jakarta Selatan pada 2 Pebruari 2011.
Dalam gerakan tersebut sudah sebanyak 13 kcmen-tcrian/institiisi untuk dapal mencapai jumlah wirausaha minimal 1 persen dari populasi penduduk pada 2014 Melalui program kewirausahaan diharapkan jumlah wirausaha dapal mencapai 1 persen dari populasi penduduk pada 2014.
Dalam gerakan tersebut sudah sebanyak 13 kcmen-tcrian/institiisi untuk dapal mencapai jumlah wirausaha minimal 1 persen dari populasi penduduk pada 2014 Melalui program kewirausahaan diharapkan jumlah wirausaha dapal mencapai 1 persen dari populasi penduduk pada 2014.
Demikian Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Kementerian Koperasi dan UKM. Agus Muharram, dalam jumpa pers di Jakarta. Jumat (28/1). "Selanjutnya, di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Perekonomian bersama 12 kementerian/institusi lain segera mencanangkan Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN)-" ujar Agus. Muharam.
Dikatakan, ke-13 kementerian itu di antaranya Kementerian KUKM. Kemcndiknas. Kemcn-pcria Kcmcndag. Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Kementerian BUMN, Kcmenbudpar, Kementerian Kehutanan, dan Kementerian Pertanian.
Pihaknya berharap gerakan tersebut dapat mengoptimalkan potensi dan minat masyarakat untuk berani memulai usaha sebagai wirausaha mandiri, kreatif, inovatif, dan produktif. "Proporsi wirausaha Indonesia baru sekitar 0,24 persen dari populasi, padahal untuk membangun ekonomi bangsa yang maju mcnurut sosiolog Daud Mc Clciland dibutuhkan minimal 2 persen atau 4.8 jutawirausaha dari populasi penduduk Indonesia saat ini." katanya.
Sebagai perbandingan, Singapura memiliki wirausaha 7.2 persen. Malaysia 2.1 persen. Thailand 4.1 persen. Korea Selatan 4,0 persen, dan Amerika Serikat 11,5 persen dari seluruh populasi penduduknya.
Ia memperkirakan perlu waktu hingga tahun 2030 bagi Indonesia untuk memiliki jumlah wirausaha sebanyak 4.8 juta orang atau sekitar 2 persen dari total jumlah penduduk saat ini. "Jadi diperlukan upaya-upaya percepatan penciptaan wirausaha baru untuk meningkatkan kesempatan kerja serta mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang," katanya.
Perlu Koordinasi
Menjawab pertanyaan SENTANA tentang semakin banyak institusi negara. BUMN dan Swasta melakukan kegiatan atau program penciptaan wirausaha baru dari kalangan akademisi (sarjana) sehingga diper-lukan kerjasama koordinasi, menurutnya tial itu ada di bawah Menko Perekonomian
"Memang semakin banyak yang terlibat untuk mencetak wirausaha baru memenuhi target persentasenya akan semakin baik, karena peluang bisnis di tanah air cukup besar. Apalagi komitmen LPDB (Lembaga Pengelola Dana Bergulir) untuk membantu permodalan bagi pemula bisnis dari kalangan sarjana yang telah membentuk badan hukum koperasi semakin menjanjikan," lambannya.
Tentang pelaksanaan program sarjana jadi wirausaha baru selama ini menurut Agus Muharam. sudah sebanyak Rp 4.576.600 000.- dana perkuatan modal untuk 227 koperasi bentukan mereka dengan status bentuk pinjaman. "Mereka membuat proposal usaha, lalu diberikan bantuan berupa pinjaman yang harus dikembalikan dengan cicilan," ujarnya.
Sedangkan jumlah peserta yang telah disosialisasikan mengenai program wirausahaim dilakukan bagi 7.pfpg sarjana di berbagai provmsi dan selanjutnya telah diberikan bimbingan teknis (bintek) bagi 1.249 peserta.
Ketua Tim Koordinasi Nasional Pengembangan Wirausaha Kreatif Kementerian Koordinator Perekonomian. Dr Han-dito Jocwono, pada kesempatan yang sama mengatakan, program-program kewirausahaan ke depan diharapkan dapat menghasilkan wirausahawan yang kreatif, inovatif, dan berdaya saing global
"Pada lima tahun ke depan kami berharap ada tambahan 500 000 wirausaha baru di Indonesia, dan pada 2025 akan ada 5 juta wirausaha baru yang kreatif, inovatif, dan berdaya saing global." katanya. Pihaknya berharap GKN yang akan segera dicanangkan menjadi momentum yang menggerakkan sinergi berbagai pemangku kepentingan di Indonesia untuk mcucctak lebih banvak calon wirausaha baru.
Sumber : Sentana
Dikatakan, ke-13 kementerian itu di antaranya Kementerian KUKM. Kemcndiknas. Kemcn-pcria Kcmcndag. Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Kementerian BUMN, Kcmenbudpar, Kementerian Kehutanan, dan Kementerian Pertanian.
Pihaknya berharap gerakan tersebut dapat mengoptimalkan potensi dan minat masyarakat untuk berani memulai usaha sebagai wirausaha mandiri, kreatif, inovatif, dan produktif. "Proporsi wirausaha Indonesia baru sekitar 0,24 persen dari populasi, padahal untuk membangun ekonomi bangsa yang maju mcnurut sosiolog Daud Mc Clciland dibutuhkan minimal 2 persen atau 4.8 jutawirausaha dari populasi penduduk Indonesia saat ini." katanya.
Sebagai perbandingan, Singapura memiliki wirausaha 7.2 persen. Malaysia 2.1 persen. Thailand 4.1 persen. Korea Selatan 4,0 persen, dan Amerika Serikat 11,5 persen dari seluruh populasi penduduknya.
Ia memperkirakan perlu waktu hingga tahun 2030 bagi Indonesia untuk memiliki jumlah wirausaha sebanyak 4.8 juta orang atau sekitar 2 persen dari total jumlah penduduk saat ini. "Jadi diperlukan upaya-upaya percepatan penciptaan wirausaha baru untuk meningkatkan kesempatan kerja serta mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang," katanya.
Perlu Koordinasi
Menjawab pertanyaan SENTANA tentang semakin banyak institusi negara. BUMN dan Swasta melakukan kegiatan atau program penciptaan wirausaha baru dari kalangan akademisi (sarjana) sehingga diper-lukan kerjasama koordinasi, menurutnya tial itu ada di bawah Menko Perekonomian
"Memang semakin banyak yang terlibat untuk mencetak wirausaha baru memenuhi target persentasenya akan semakin baik, karena peluang bisnis di tanah air cukup besar. Apalagi komitmen LPDB (Lembaga Pengelola Dana Bergulir) untuk membantu permodalan bagi pemula bisnis dari kalangan sarjana yang telah membentuk badan hukum koperasi semakin menjanjikan," lambannya.
Tentang pelaksanaan program sarjana jadi wirausaha baru selama ini menurut Agus Muharam. sudah sebanyak Rp 4.576.600 000.- dana perkuatan modal untuk 227 koperasi bentukan mereka dengan status bentuk pinjaman. "Mereka membuat proposal usaha, lalu diberikan bantuan berupa pinjaman yang harus dikembalikan dengan cicilan," ujarnya.
Sedangkan jumlah peserta yang telah disosialisasikan mengenai program wirausahaim dilakukan bagi 7.pfpg sarjana di berbagai provmsi dan selanjutnya telah diberikan bimbingan teknis (bintek) bagi 1.249 peserta.
Ketua Tim Koordinasi Nasional Pengembangan Wirausaha Kreatif Kementerian Koordinator Perekonomian. Dr Han-dito Jocwono, pada kesempatan yang sama mengatakan, program-program kewirausahaan ke depan diharapkan dapat menghasilkan wirausahawan yang kreatif, inovatif, dan berdaya saing global
"Pada lima tahun ke depan kami berharap ada tambahan 500 000 wirausaha baru di Indonesia, dan pada 2025 akan ada 5 juta wirausaha baru yang kreatif, inovatif, dan berdaya saing global." katanya. Pihaknya berharap GKN yang akan segera dicanangkan menjadi momentum yang menggerakkan sinergi berbagai pemangku kepentingan di Indonesia untuk mcucctak lebih banvak calon wirausaha baru.
Sumber : Sentana